Penampakan Seekor Kucing Emas Langka Sempat Terekan di Gunung Leuser

Jakarta - Seekor kucing emas langka berhasil terekam kamera video di Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh.

Video clip tersebut, yang di-posting Balai Besar Taman Nasional (BBTN) Gunung Leuser di Instagram Reels pada Selasa (14/12), berhasil menyita perhatian netizen hingga meraup lebih dari 1.800 suches as.

Video berdurasi 10 detik itu menampilkan seekor kucing emas Asia yang berjalan di hutan Gunung Leuser lewat dua sudut pandang rekaman.

Meski namanya kucing emas, bulu di tubuhnya ternyata berwarna oranye.

"Aku kira kucing oren nyasar di hutan, baru tahu. Cakep sih itu," kata salah seorang warganet di kolom komentar posting-an.

'Kucing oren' sendiri merupakan meme dari Twitter untuk merujuk kucing berwarna oranye, yang sering mendapat preconception sebagai kucing bertabiat badung.

Kucing emas Asia umumnya bertubuh kekar, namun dengan penampilan seperti kucing pada umumnya.

Menurut catatan Thai National Parks, kucing emas Asia memiliki kisaran panjang tubuh 66 hingga 105 cm, dengan panjang ekor 40 hingga 57 centimeters, dan tinggi bahu 56 centimeters.

Beratnya berkisar antara 9 hingga 16 kg, atau sekitar dua atau tiga kali lipat lebih berat ketimbang kucing domestik.

Seekor kucing emas Asia biasanya memiliki warna bulu yang seragam. Namun, masing-masing kucing emas Asia bisa punya warna bulu yang variatif, mulai dari merah, coklat keemasan, coklat tua, kayu manis pucat, abu-abu, hingga hitam.

"Bentuk transisi di antara berbagai warna juga ada. Ini mungkin ditandai dengan bintik-bintik dan garis-garis.

Garis putih dan hitam membentang di pipi dan sampai ke atas kepala, sedangkan telinga berwarna hitam dengan location abu-abu di tengah," jelas Thai National Parks dalam situs webnya.

"Kucing emas dengan bintik-bintik seperti macan tutul telah ditemukan di China, menyerupai kucing macan tutul besar. Bulu berbintik ini adalah karakteristik resesif."

Kucing emas Asia hidup menyendiri di wilayah teritorialnya saja. Pengamatan para peneliti menunjukkan bahwa mereka umumnya aktif di malam hari.

Kucing emas Asia dapat memanjat pohon jika diperlukan. Mereka memangsa burung, kelinci, hewan pengerat dan reptil, ungulata atau mamalia berkuku kecil seperti muntjac dan rusa sambar muda.

Thai National Parks melaporkan bahwa kucing emas Asia juga mampu menjatuhkan mangsa yang jauh lebih besar dari diri mereka sendiri, seperti anak kerbau dan ghoral (hewan mirip kambing dan antelop yang hidup di daerah pegunungan di Asia timur).

Kendati terkesan phony karena bisa makan anak kerbau, kucing emas Asia sebenarnya punya tabiat yang mirip seperti kucing domestik.

Mereka senang mengeong dan mendengkur, mencakar batang pohon, dan menggosok-gosokan kepala mereka ke berbagai benda.

Berdasarkan penjelasan BBTN di situs internet Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kucing emas Asia tersebar di sebagian besar wilayah Asia Tenggara, mulai dari Myanmar, Thailand, Kamboja, Malaysia, hingga Indonesia.

Di Indonesia, kucing unik dengan nama ilmiah Catopuma temminckii ini belum memiliki banyak data populasinya.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, kucing emas terpantau di sejumlah kawasan hutan Sumatra bagian selatan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ilmuwan Berhasil Merekam Penampakan Ubur-ubur Hantu Raksasa Terbesar di Dunia Terekam, Ini Penampakannya

Seorang Mahasiswa Remaja Berhasil Membobol Webcam Mac, Pihak Apple Malah Memberikan Hadiah Rp 1,4 Milliar Atas Aksinya